OGAN ILIR – Pembaca media online beberapa hari ini dihebohkan oleh pemberitaan oknum wartawan disalah satu media online ,terkait tudingan pungli terhadap bidan Desa di Desa Banyu Biru Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI Jumat Kemarin (10/02/2023).
Ironisnya Dalam salah satu tulisan berita itu dinilai mengarang cerita dan memutar balik kan fakta,termasuk stetmen kades yang diplesetkan oleh oknum Wartawan tersebut.
Kepala Desa Banyu Biru Kecamatan Air Sugihan Susanto saat dihubungi via seluler oleh media ini menuturkan bahwa pernyataan dirinya menelepon Bidan Desa dan Marah-marah besar itu tidaklah benar, termasuk dikatakan banyak warga yang datang kerumah kades mengadu terkait adanya Tindakan Pungli itu juga faktanya tidak ada.
“Saya dikatakan dalam berita yang diterbitkan oleh media itu marah besar, kepada siapa saya marah-marah?disini terkesan diadu domba dan memutar balik pernyataan dari mulut saya” terang Kades.
Terkait adanya laporan yang menyampaikan bahwa ada sejumlah warga yang datang kerumah kades mengadu perihal pungli pun dibantah oleh Kades Banyu Biru, persolan yang benar adalah oknum wartawan itu lah yang meyampaikan kepada kades perihal laporan warga tersebut melalui via seluler yang menyebutkan nama bidan desa itu,
“betul memang Oknum wartawan tersebut datang kerumah saya dan mengatakan bahwa ia menerima keterangan warga melalui telepon namun disitu juga tidak disebutkan jelas siapa warga yang dimaksud. Nah saat itulah saya menghubungi Bidan Desa tersebut dan mengkonfrontir informasinya dan langsung dijelaskan duduk persoalan sebenarnya, bahwa apa yang dituduhkan oknum wartawan tidak berdasar”.ungkap Kades.
Menanggapi perihal ini salah satu Jurnalis televisi Swasta Novan Wijaya berkomentar, ia menyanyangkan bahwa di era teknologi informasi digitalisasi masih ada oknum wartwan yang tidak cerdas dalam menyampaikan informasi terlebih beritanya tidak berimbang dan tak jelas narasumbernya.
“kita sebagai pewarta harus pahami sepenuhnya kode etik jurnalistik termasuk Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. dalam menggali,mengelola serta menyampaikan berita ada kaedah Jurnalistiknya,observasi lapangan sumber informasi yang jelas itu tentu paling utama jadi pegangan seorang wartawan profesional”.Jelasnya.
Novan menambahkan, bahwa di jaman sekarang ini kerap kali seseorang ingin menjalani profesi wartawan dengan paket kilat tanpa proses pendidikan dan pelatihan jurnalis.
“Untuk menekuni profesi Wartawan bukan perkara muda, sejak orde baru bahka diwaktu saya sempat masuk bergabung disurat kabar Daerah tahun 2007 rutin kami diberi pelatihan jurnalistik, tidak ada istilah kerja jadi wartawan langsung sekonyong-konyong langsung meliput tanpa bekal, apalagi menulis berita asal-asalan alias tembak data pucuk kuda”.cetusnya mengakhiri obrolan. (Yix)