BANYUASIN – Keseriusan Pemerintah untuk mensejahtra kan petani di Kabupaten Banyuasin patut diacungi jempol.
Dari program IP 200 hingga progarn Optimalisasi Lahan (OPLA) yang sedang dikerjakan di beberapa desa dari 2 Kecamatan di Kabupaten Banyuasin tahun 2021 ini.
Dengan anggaran Milyaran rupiah untuk program OPLA yang sedang dikerjakan saat ini bertujuan pekerjaan akan terleksana dengan hasil yang maksimal sehingga dapat benar-benar bermanfaat untuk petani.
Namun apa yang terjadi dengan pengerjaan OPLA di desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur.
Dalam pantauan media ini. Diduga pekerjaan dikerjakan asal jadi, pasal nya galian tanggul yang dikerjakan tidak mempunyai kaki, dikahwatirkan bila hujan turun tanggul akan mengalami longsor dan menutupi galian itu kembali.
Pelaksana pengerjaan Senen saat dibincangi di kediaman kepala desa Tebing Abang pada Senin (29/11/21) mengatakan,”Iya sebenarnya tanggul tersebut memakai kaki selebar 1 meter, namun karena masyarakat enggan tanahnya terlalu lebar di gali, maka galian di kecilkan.”jelas Pak Senen.
Selain itu tim investigasi dari organisasi Ikantan Wartawan Online(IWO) Kabupaten Banyuasin saat meninjau kelokasi tidak menemukan papan informasi tentang pengerjaan sehingga sulit untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang pelaksanaan pengerjaan OPLA tersebut.
Menyikapi yang terjadi di lapangan,Ketua Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (PD IWO) Kabupaten Banyuasin Irawan, menuturkan bahwa pekerjaan diduga asal jadi dan minim transparansi terlihat tidak ada papan nama pekerjaan dilapangan.
“tentunya program ini sudah direncanakan dengan sangat matang serta melibatkan pihak yang berkompeten seperti wawancara kami sebelumnya dengan kepala dinas pertanian banyuasin pak Zainudin, yang melibatkan tim Unsri, tapi disangkakan dilapangan praktek nya seperti ini, tuntu kita menyangkan hal ini. Melihat kondisi ini dikhawatirkan pekerjaan akan sia-sia atau tidak maksimal. Saya khawatir pekerjaan tidak maksimal. Namun walaupun demikian sebagai organisasi wartawan kami akan kawal program inj hingga berjalan sesuai perencanaan supaya program yang luar biasa ini benar – benar bisa dirasakan petani manfaat dalam jangka panjang”Ucap Irawan singkat.
Sementara itu,Andiwijaya selaku ketua kelompok tani di dusun 5 desa Tebing Abang juga mengutarakan kekecewaan nya terhadap pelaksanaan program OPLA tersebut, menurutnya tidak ada keterbukaan,sehingga pekerjaan terkesan dipaksakan dan asal jadi.
“Kami sangat kecewa dengan pelaksanaan program ini, Milyaran uang negara untuk program OPLA dengan tujuan mensejahterakan para petani. Saya hawatir uang negara terbuang percuma kalau dikerjakan seprti sekarang ini,”jelas nya.
Masih kata Andi,”Dengan minim nya informasi yang kami dapat, sampai saat ini kami belum tahu berapa Panjang, Lebar, kedalaman dan bagaimana bentuk nya kalau nanti sudah jadi.” imbuhnya
Dengan minim informasi yang di dapat sehingga memicu para petani untuk menolak program tersebut sebelum ada kejelasan yang dapat meyakinkan para petani, para petani berharap pekerjaan yang akan dilanjutkan agar dapat melibatkan mereka.
Kepala desa Tebing Abang Zainal Aripin,saat di konfirmasi terkait permasalahan pelaksanaan program OPLA di desa nya menjelaskan,”Saya akan terus berusaha semaksimal mungkin demi masyarakat desa Tebing Abang.”Jelas nya singkat. (Tim)
Red/OS