MUSI RAWAS,Onlinesriwijaya.com – Desa J Ngadirejo Kecamatan Tugumulyo adakan sedekah Bumi sebagai Tanda Bersyukur Kepada Allah SWT, Harapan Masyarakat Kedepannya Masyarakat Menjadi Rukun Aman Sejahtera dan tidak timbul permasalahan apapun baik dari Pemerintah Desa Maupun Warganya.
Hadir Pula Toko Pemuda yang Multitalenta yang Saat ini Menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Nadylin yaitu Dian Prasetyo,SH yang sekaligus Putra Kelahiran Desa J Ngadirejo.
Berikut Tamu yang hadir Camat Tugumulyo Helmi , Kapolsek Tugumulyo Kosim, Danramil Tugumulyo dan Tamu undangan Kades Se-Kecamatan Tugumulyo.
Acara Sedekah Bumi kali ini bertemakan “ Kita Wujudkan Rasa Persatuan dan Kekeluargaan Menuju Ngadirejo Mandiri,” acara sedekah Bumi yang dilakukan sebagai tanda Bukti sebuah tradisi turun-temurun dalam budaya nenek moyang di wilayah tersebut.
Dalam Kesempatan Kali ini , Dian Prasetyo menyampaikan pentingnya sedekah bumi sebagai wujud keharmonisan antara manusia dan alam, serta rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, termasuk hasil panen melimpah, kesejahteraan, dan kesehatan. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada warga desa J Ngadirejo atas undangan dalam acara tasyakuran sedekah bumi tersebut dan menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap pelestarian tradisi budaya seperti Sedekah Bumi. Pagelaran wayang kulit ini harus selalu dijaga dengan baik karena dengan menjaga tradisi budaya ini, kita juga melestarikannya agar tidak hilang tergerus perkembangan zaman.
Pemerintah setidaknya selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian seperti Sedekah Bumi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan budaya,” ucap Dian sebutan akrabnya yang memiliki slogan Bangga Jadi Anak Petani.
Edi Suhendro, selaku kepala desa, juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa J. Ngadirejo yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara tasyakuran sedekah bumi. Dia berharap kedepannya Allah SWT senantiasa memberikan rezeki yang melimpah bagi seluruh masyarakat desa Ngadirejo. Di akhir sambutannya dilanjutkan dengan makan bersama dengan seluruh warga demi menciptakan suasana kebersamaan dan kehangatan di antara semua Tamu yang hadir.
Sedikit gambaran cerita Edi Suhendro mencuplik cerita Dalang dan tim wayang kulit yaitu Ringkasan Cerita Wayang WAHYU TEJO MOYO di Kerajaan Amarta, Pandawa bersidang untuk mendapatkan Wahyu Tejo Moyo yang diturunkan oleh dewa, demi ketentraman rakyat Amarta, untuk memperlancar usaha tersebut Pandawa meminta bantuan Ki lurah Semar, di pihak lain Kurawa juga menginginkan hal yang sama, maka atas bantuan Betari Durga, Kurawa di rubah wujudnya menjadi Pandawa Palsu.
Maka Terjadilah Pandawa Kembar, Ki Lurah Semar tanggap atas situasi tersebut maka dimintalah Pandawa untuk menyatu (manjing) ke dalam Tubuh Semar, sehingga berhasil mendapatkan Wahyu Tejo Moyo demi Kepentingan kerajaan & Rakyat Amarta. Wahyu Tejo Moyo bisa diartikan sebagai cahaya kehidupan, cahaya yang mampu membawa pada masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, tenteram.
Dalam lakon ini diceritakan, banyak orang yang berebut wahyu itu. Mereka ingin memimpin rakyatnya. Namun, ada dua perbedaan yang mencolok di antara kelompok yang memperebutkan wahyu itu. Satu kelompok adalah kelompok baik yang mencari wahyu memang untuk kepentingan rakyat, sementara itu kelompok lain mencari wahyu hanya untuk mempertahankan kekuasaannya. Harapan tersebut pungkas Edi Suhendro bisa menjalankan roda kepemimpinan lebih baik mengambil tokoh pewayangan tersebut. Kehadiran tokoh tokoh yang ada di acara pewayangan sangat senang adanya acara tersebut mendidik dengan baik hal tersebut semakin menguatkan semangat untuk menjaga dan melestarikan tradisi Sedekah Bumi guna mencapai persatuan dan kekompakan di Desa Ngadirejo.(@sl.s)